Iodine, dikenal juga sebagai iodin, merupakan elemen penting yang berperan vital dalam berbagai fungsi tubuh manusia. Senyawa ini tidak dapat diproduksi oleh tubuh dan harus diperoleh dari makanan atau suplemen. Kekurangan iodine dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan yang serius, sementara asupan yang tepat memberikan banyak manfaat.
Sumber : pafikabsinjai.org
Fungsi Utama Iodine:
- Memproduksi hormon tiroid: Hormon tiroid berperan penting dalam mengatur metabolisme, pertumbuhan, perkembangan otak, dan fungsi jantung. Iodine dibutuhkan untuk memproduksi hormon tiroid T3 (triiodotironin) dan T4 (tiroksin). Hormon ini membantu mengatur kecepatan metabolisme, sintesis protein, dan konsumsi oksigen di seluruh tubuh.
- Menjaga kesehatan otak: Iodine penting untuk perkembangan dan fungsi otak yang optimal. Kekurangan iodine pada masa kanak-kanak dapat menyebabkan kerusakan otak permanen, yang dikenal sebagai kretinisme. Iodine membantu perkembangan saraf dan neuron di otak, serta meningkatkan fungsi kognitif dan memori.
- Meningkatkan sistem kekebalan tubuh: Iodine membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh dengan melawan infeksi dan peradangan. Iodine membantu mengaktifkan sel-sel kekebalan tubuh dan meningkatkan produksi antibodi.
- Mendukung kesehatan reproduksi: Iodine penting untuk kesehatan reproduksi pada wanita dan pria. Kekurangan iodine dapat menyebabkan infertilitas, keguguran, dan cacat lahir. Iodine membantu mengatur siklus menstruasi, meningkatkan kesuburan, dan mendukung perkembangan janin yang sehat.
Kekurangan Iodine:
Kekurangan iodine merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius, terutama di negara-negara berkembang. Kekurangan iodine dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, antara lain:
- Gangguan tiroid: Kekurangan iodine dapat menyebabkan hipotiroidisme, yaitu kekurangan hormon tiroid. Gejala hipotiroidisme meliputi kelelahan, kenaikan berat badan, sembelit, depresi, rambut rontok, dan kulit kering. Hipotiroidisme yang tidak diobati dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti penyakit jantung dan kolesterol tinggi.
- Kretinisme: Kretinisme adalah kondisi yang terjadi pada anak-anak yang kekurangan iodine pada masa prenatal atau awal masa kanak-kanak. Gejala kretinisme meliputi keterlambatan pertumbuhan fisik dan mental, retardasi mental, dan cacat fisik. Kretinisme dapat dicegah dengan memastikan asupan iodine yang cukup selama kehamilan dan masa kanak-kanak.
- Goiter: Goiter adalah pembengkakan kelenjar tiroid yang disebabkan oleh kekurangan iodine. Kelenjar tiroid bekerja lebih keras untuk memproduksi hormon tiroid dengan asupan iodine yang rendah, yang dapat menyebabkan pembengkakan kelenjar. Goiter biasanya tidak berbahaya, tetapi dapat menyebabkan rasa tidak nyaman dan kesulitan menelan.
- Penurunan kecerdasan: Kekurangan iodine pada masa kanak-kanak dapat menyebabkan penurunan kecerdasan dan kemampuan belajar. Iodine penting untuk perkembangan otak yang optimal, dan kekurangannya dapat menyebabkan masalah kognitif dan belajar.
Sumber Iodine:
Sumber utama iodine dalam makanan adalah:
- Makanan laut: Ikan, kerang, dan rumput laut merupakan sumber iodine terbaik. Ikan air asin, seperti tuna, salmon, dan sarden, kaya akan iodine. Kerang, seperti tiram dan kerang, juga merupakan sumber iodine yang baik. Rumput laut, seperti nori dan wakame, mengandung iodine dalam jumlah tinggi.
- Produk susu: Susu, yogurt, dan keju mengandung iodine dalam jumlah sedang. Produk susu sapi yang diberi makan rumput umumnya mengandung iodine lebih tinggi daripada produk susu yang diberi makan biji-bijian.
- Telur: Telur mengandung sedikit iodine. Kandungan iodine dalam telur dapat bervariasi tergantung pada diet ayam.
- Garam beryodium: Garam beryodium adalah garam yang diperkaya dengan iodine. Garam beryodium merupakan sumber iodine yang penting di negara-negara di mana kekurangan iodine umum terjadi.
Kebutuhan Iodine:
Kebutuhan iodine bervariasi tergantung pada usia dan kondisi kesehatan. Berikut adalah rekomendasi kebutuhan iodine harian:
- Bayi (0-6 bulan): 110 mikrogram (mcg)
- Bayi (7-12 bulan): 130 mcg
- Anak-anak (1-3 tahun): 90 mcg
- Anak-anak (4-8 tahun): 120 mcg
- Anak-anak (9-13 tahun): 150 mcg
- Remaja (14-18 tahun): 190 mcg
- Dewasa: 150 mcg
- Wanita hamil: 220 mcg
- Wanita menyusui: 290 mcg